Awal Mula Perjalanan

by - Oktober 31, 2020

 


Saya tidak pernah benar-benar mengenal daerah kelahiran saya sendiri. Lahir dan besar di Bima membuat saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Saat teman SMA sibuk jalan kemana saja hingga kulitnya menghitam, saya tetap stay di rumah. Sepertinya satu-satunya yang membuat saya keluar rumah, hanya karena urusan sekolah.

Jangan kaget, jika kamu menanyakan nama tetangga samping rumah, saya akan menjawab tidak tahu.

Banyak menghabiskan waktu sendiri, membuat saya tidak mudah bergaul. Mungkin itu sebabnya orang tak banyak tahu soal saya dan saya pun tak banyak tahu tentang orang lain.

Tapi dengan bertambahnya umur, saya lebih memilih untuk konsen ke diri sendiri dibanding mengurusi orang lain. Tak semua hal harus dibagi bukan?

Oke, jadi karena travelling mulai banyak dilakukan oleh anak muda beberapa tahun belakangan.  Meski sebenarnya sudah terjadi jauh sebelumnya. Namun dengan makin mudahnya orang mendokumentasi dan membuat cerita, tentu membuat orang lain juga ikut tergerak, termasuk saya. 

Melihat keindahan alam yang banyak dibagikan di sosial media dan membaca cerita perjalanan para traveller membuat saya juga ingin merasakan. Saya juga ingin menjelajah. Saya juga ingin bergerak melihat wajah dunia yang belum pernah saya lihat sebelumnya.

Karena banyak menghabiskan waktu di rumah, saya tidak pernah benar-benar mengenal Bima. Saya tak pernah tahu apa saja nama jalan utamanya. Saya tak pernah tahu ada berapa banyak kabupaten di Bima. Ada banyak sekali nama daerah yang masih asing ditelinga saya hingga kini. Atau nama daerah yang hanya saya tahu namanya tapi tak pernah benar-benar tahu letaknya dimana.

Biar saya berikan contoh. Saya tahu sebuah wilayah bernama Dompu, tapi hingga kini saya belum pernah menjejakkan kaki di Dompu. Saya tahu ada daerah dalam kota yang bernama Kodo. Mengapa saya bisa tahu? Karena saat sekolah dulu saya punya teman yang tinggal di Kodo dan dia sering mengatakan itu daerah yang jauh.

Oh ya, ada satu hal lagi yang mempengaruhi saya. Sebuah iklan. Iklan yang tiba-tiba muncul di beranda facebook saya. Dalam iklan tersebut dijabarkan bahwa generasi sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam ruangan. Hampir sepanjang hidupnya selalu di dalam ruangan, padahal tanpa disadari ruangan tertutup juga banyak terdapat bakteri yang bisa mempengaruhi kesehatan. Intinya ayo keluar menikmati dunia luar.

Sayangnya, setelah mengutak ngatik youtube, saya tidak menemukan iklan tersebut. Namun ternyata ada sebuah iklan yang bisa dibilang temanya mirip dengan yang pernah saya tonton. Silahkan menonton disini. Siapa tahu ternyata itu juga mempengaruhimu.

Tapi sebenarnya faktor utamanya adalah uang. Uangnya baru ada sekarang. Dulu waktu masih sekolah saya kere sekali. Kalau terlalu banyak gaya, siap-siap saja akhir bulan bakal sengsara. Walau sebenarnya sekarang pun masih sama kerenya. Nggak kaya-kaya. Hahaha.

Selain itu, saya juga sepertinya baru menemukan teman perjalanan yang sesuai. Saya bukan tipe orang yang bisa jalan dengan siapa saja. Ibarat kata suka milih-milih. Udah milih-milih, nggak bisa motor lagi. Saya suka sekali membuat hidup saya sendiri susah. Hahaha.

Buat seorang Feli, perjalanan nggak hanya sekedar perjalanan yang harus ditempuh ribuan kilometer. Nggak selalu soal tujuan tapi juga soal jalanan dan berbagai hal yang bakal ditemui di sepanjang jalan. Bahkan perjalanan tanpa arah dan tujuan pun adalah sebuah perjalanan.

Perjalanan membuatmu menemukan diri sendiri dan teman yang benar-benar teman.

Sekian dulu untuk basa-basi yang tidak penting ini. Selamat membaca cerita perjalanan seorang anak introvert. Semoga bisa sedikit berguna, kalau tidak beguna, nggak apa-apa, yang penting masih hidup.

 

 

You May Also Like

0 comments