• Home
  • About
  • Travelling
  • Review
  • Random
  • Contact
facebook twitter instagram pinterest Email

Felicia Latinka

 

Ngabuburit Asik Di Warung Mas Naruto - BPN 30 Day Ramadan Blog Challenge 2022

Nggak bisa dipungkiri, ngabuburit, jadi salah satu kegiatan wajib saat bulan puasa.

Kata ngabuburit sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti menunggu azan magrib atau berbuka puasa. Biasa dilakukan bersama teman atau keluarga.

Kegiatannya bisa beraneka ragam, bisa sambilan membaca Al-Qur’an, baca buku, memasak makanan berbuka puasa, atau bagi-bagi takjil di jalan, atau kegiatan lainnya.

Kalau ngabuburit gitu, suka banget bingung soal milih tempat dan makanan apa yang mau dimakan? Iya nggak sih?

Seperti yang kita ketahui bersama, kalau lagi puasa gini, hampir di semua tempat makan pasti rame. Ujung-ujungnya buka puasa di rumah kadang lebih enak. Tapi sesekali ngabuburit di luar nggak ada salahnya juga kan?

Sebagai manusia pecinta bakso, yang cintanya kadang kebangetan, bakso selalu jadi pilihan saya ketika ngabuburit. Nggak pusing mikir, nggak pusing nyarinya. Udah murah, praktis, enak, dan kenyang.

Salah satu warung bakso yang bisa jadi tempat buat ngabuburit adalah Warung Bakso Dan Mi Ayam Mas Naruto. Meski warungnya terbilang baru, kalau nggak salah warungnya baru buka sekitar 4 bulan lalu, tapi soal rasa, bisa di adu.

Sejujurnya waktu pertama kali dengar, hal yang pertama kali terlintas yaitu kartun Naruto. Apa pemiliknya itu penggemar berat anime Naruto ya? Atau kalau ke warungnya bisa ketemu guru jiraiya nggak ya? Becanda, becanda.

Usut punya usut, nama Naruto sendiri di ambil dari nama pemiliknya. Mas Naruto. Asli dari Jawa Tengah, Wonogiri. Bukan asli dari desa Konoha ya.

Warung Bakso Mas Naruto sendiri terletak di Jalan Gajah Mada, Karara, Monggonao. Depan percetakan Zulida (salah satu tempat foto copy yang sering saya datangi saat SD dulu), atau sebelum Bank Sinar Mas, tepat sebelah kiri jalan.

Letaknya cukup strategis, jadi nggak perlu muter-muter buat nyari.

Seporsi Bakso Jumbo Mas Naruto - BPN 30 Day Ramadan Blog Challenge 2022

Soal menu, di Warung Bakso Mas Naruto tersedia bakso dan mi ayam. Untuk baksonya tersedia dua pilihan. Ada Bakso Super Jumbo dan bakso Biasa. Harganya berkisar dari 12.000 hingga 15.000.

Untuk mi ayam, juga tersedia dua pilihan, ada Mie ayam biasa dan Mie ayam + bakso. Untuk harga berkisar dari 12.000 hingga 15.000.

Sementara untuk minuman, ada es teh, teh pucuk, es nutrisari, fuit tea, air mineral dan teh botol yang kesemuanya ada dikisaran harga 5.000.

Saya sendiri memesan bakso jumbo. Semangkok bakso jumbo terdiri dari dua bakso berukuran besar, 4 buah bakso kecil, 1 bakso urat, beberapa potong tahu, mi, dan kuah.

Saya pribadi, sangat suka dengan kuahnya, rasanya gurih dan wangi. Baksonya sendiri padat oleh daging dan teksturnya kenyal. Tak ada satu rasa yang terlalu menonjol, semua rasanya pas dilidah. Sehingga menjadikannya perpaduan komplit.

Untuk Mi ayam sendiri, penyajiannya cukup unik, yaitu disajikan dalam wajan kecil.

Menurut teman yang memesan mi ayam + bakso, mi ayamnya cukup enak. Tekstur mi-nya kenyal, bumbu ayamnya enak, dan cekernya empuk. Jadi, buat kalian yang penggemar mi ayam, warung Bakso Mas Naruto ini layak buat masuk di daftar list kunjungan selanjutnya.

Oh ya, Warung Bakso Naruto ini punya fakta menarik loh. Selain berprofesi sebagai Kang Bakso, Mas Naruto juga memiliki channel youtube bernama Gonaruto Channel. Channelnya sendiri lebih banyak membahas soal dunia mancing. Sekarang channelnya sendiri sudah diikuti 784 subscriber.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 

Ilustrasi First date Photo by cottonbro from Pexels

Kayaknya enak banget yah kalau pencarian cinta itu berjalan mulus adanya. Ngedate petama kali, nyambung, trus jalan bareng, trus nikah.

Tapi sayang, makin lama itu terasa seperti khayalan semata. Lebih terdengar seperti omong kosong.

Karena emang nyatanya nyari pasangan nggak semudah membalik telapak tangan.

Apalagi di usia 20-an, ada banyak ego dan harga diri yang dipertimbangkan. Ada banyak pihak yang merasa perlu untuk didengar segala sarannya. Seolah suaramu sendiri menjadi tidak berharga.

Tapi kayaknya yang paling menonjol dalam pencarian pasangan di usia 20-an tak lagi melulu soal cinta. Kenyamanan, itu satu aspek yang paling banyak disebut oleh teman sepantaran yang coba gue tanyakan perihal pencarian cintanya.

Cintamu tak bisa kau tebak akan berlabuh pada siapa, tapi gue yakin, kamu akan selalu tahu nyamanmu pada siapa.

First Date di Akhir September

Gue jadi keingat first date di akhir September lalu.

Gue sepertinya sudah mengirim sinyal yang memperlihatkan bahwa gue sebenarnya tertarik. Sampai akhirnya bisa ngobrol di chat. Itu rasanya senang banget.

Lalu, ajakan jalan bareng, akhirnya datang juga.

Tapi gue rasa ini tidak berakhir baik buat gue pribadi. Entah bagaimana menurutnya.

Sepulang jalan, gue malah menghabiskan waktu untuk duduk memandangi langit tanpa bintang malam itu.

Ekspektasi gue yang terlalu tinggi, membuat gue sakit hati sendiri.

Ngerasa gagal untuk sesuatu yang bahkan dimulai pun belum.

Biar gue jelaskan mengapa itu termasuk first date yang gagal menurut gue.

Tidak Ada Pertanyaan Mengenai Diri Gue

Sebenarnya hal ini sudah gue sadari sedari ngobrol di chat. Tapi waktu itu mikirnya “ah, mungkin kalau ngobrol langsung bisa aja beda”.

Nyatanya, tidak. Sama saja.

Selama ketemu, gue jadi yang paling aktif bertanya. Tiap kali jawabannya selesai, gue akan bertanya soal pertanyaan baru. Berusaha supaya obrolan bisa tetap mengalir. Sampai akhirnya gue nyerah dan lebih milih menghabiskan es jeruk yang ada di depan gue.

Tapi selama obrolan itu, tidak ada satu pun pertanyaan soal diri gue. Pertanyaan yang gue lontarkan tak pernah ditanyakan balik.

Tentu saja gue jadi berpikiran bahwa dirinya tak penasaran. Tak ingin tahu apa pun soal gue. Yang membuat gue berkesimpulan bahwa gue tidak cukup menarik untuk dirinya.

And, That’s Okay.

Jeda Diam yang Sedingin Kutub Es

Biasanya kalau pertemuan pertama, nervous atau gugup itu pasti ada. Yang kadang nyebapin kita ngelakuin hal yang malu-maluin.

Seperti nggak sengaja ngesenggol minuman, niat nyendok makanan tapi pas di mulut ternyata makanannya malah jatuh, atau mau ngambil tisu tapi baju malah kena saos, dan hal-hal lainnya.

Selain itu, terkadang saking gugupnya jadinya malah diam-diaman. Karena nggak tahu mau ngobrol apa.

Tapi biasanya habis jeda diam, biasanya obrolannya bakal kembali ngalir lagi. Ini berlaku buat yang nyambung.

Kalau nggak nyambung, biasa jedanya bakal makin lama. Misalnya, diobrolan pertama, jedanya cuma 1 menit sebelum akhirnya ada obrolan lagi. Lalu di jeda selanjutnya menjadi lima menit, lalu selanjutnya menjadi lebih panjang.

Kalau sudah begitu, bukankah itu sudah menjadi indikasi bahwa dua insan itu tidak nyambung?

Gue pribadi bakal langsung mikir “harusnya tadi di rumah aja’.

Ponsel yang Lebih Menarik Dibanding Temang Ngobrol

Gue pribadi sebisa mungkin kalau lagi ngobrol ama orang, ngeliat matanya. Hal kecil yang gue lakuin untuk menghargai lawan bicara gue.

Tapi kalau orangnya udah mulai main hp dan asik sendiri. Sepertinya itu jadi pertanda paling nyata, bahwa obrolan tak perlu dilanjutkan lagi.

Gue sudah kalah telak. Hp lebih menarik dibanding gue, lawan ngobrolnya.

Ya mungkin dia juga bosan, tak ada topik pembicaraan yang sedari tadi cukup menarik minatnya. Sehingga tentu saja HP menjadi pelarian.

Gue pun lebih memilih menikmati kendaraan yang berlalu lalang dijalanan. Yang sialnya malam itu, tak banyak yang lewat.

Dinding Penghalang yang Terlalu Tinggi

Hal yang gue sadari selama mengobrol adalah betapa tidak mudah dirinya membuka diri.

Caranya memotretkan diri, terasa agak susah buat gue menerima. Yang jatuhnya malah terlalu misterius. Dan rasa penasaran gue tidak cukup kuat untuk  membuat gue berusaha lebih keras lagi.

Sehingga membuat gue mengambil kesimpulan “ini mah, nggak bakal cocok”.

Biarlah ini menjadi warna warni hidup gue.

 

Nah, Bagaimana? Dengan membaca beberapa poin di atas, apakah kamu jadi keingat first date mu yang gagal juga? Kalau kamu punya, boleh komen di kolom komentar, siapa tahu, ceritamu lebih seru.

 

 

 

 

 

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Air Terjun Oi Marai di Kaki Gunung Tambora


Matahari sudah teramat terik saat rombongan kami melintasi jalanan Tambora menuju air terjun Oi Marai Tambora.

Yup, untuk perjalanan kali ini, saya tak berani untuk berpetualang berdua saja, perjalanannya terlalu jauh, memakan waktu kurang lebih 6 jam perjalanan ditempuh dari pusat Kota bima.

Melewati Sila, Dompu, Kempo, Sanggar, Piong dan nama-nama daerah lainnya yang sudah tak mampu saya hafal.

Padang Savana Yang Membentang Di Sepanjang Jalan Tambora

Padang Savana di Jalanan Tambora
Padang savana yang menghampar luas di sekitar jalanan Tambora

Padang savana yang menurut beberapa sumber memiliki luas lebih dari 2.000 ha. Membentang luas disepanjang perjalanan.

Rasa-rasanya seperti menonton kartun Oscar’s Oasis versi live tanpa pemeran utama.

Savana sendiri merupakan daerah vegetasi padang rumput yang ditumbuhi pohon atau sekelompok pohon dengan jarak yang terpencar-pencar.

Karena luasnya padang savana, menjadikannya banyak digunakan sebagai padang gembalaan. Sehingga akan banyak kita temui hewan ternak seperti kambing dan sapi yang di ternak dengan sistem lepas liar.

Tak jarang saat melintasi jalanan tambora, kambing dan sapi akan kita temui sedang menyebrang atau berjalan berkelompok. Jadi harap berhati-hati ya saat memacu kendaraan.

Meski dilepas liar, ternak yang ada sudah diberi tanda oleh si pemilik sehingga tidak akan tertukar dengan hewan ternak lainnya.

Hampir 80% kebutuhan sapi dan kerbau sumbawa di suplai dari daerah Tambora. Biasanya para pembeli datang dari Kabupaten Bima, Dompu, atau pun dari luar pulau Sumbawa membeli langsung hewan ternak yang ada di Tambora.

Letusan Tambora Yang Akan Selalu Dikenang Dunia

Gunung Tambora (Sumber : Facebook Balai Taman Nasional Tambora)

Dari sisi jalan lainnya, Gunung Tambora berdiri menjulang tinggi dengan gagahnya.

Tambora yang awalnya memiliki ketinggian 4200 meter, sempat menjadikannya ada dijajaran salah satu gunung tertinggi di Indonesia, sebelum akhirnya meletus pada bulan April 1815 yang tingginya kini menjadi 2851 meter dari permukaan laut.

Tambora kehilangan hampir separuh tinggi dan volumenya. Ledakan Tambora menyisakan lingkar kaldera berdiameter 7-8 kilometer dengan kedalaman mencapai 1 kilometer.

Meski Tambora terletak di Pulau Sumbawa, yang dimana Sumbawa sendiri hanya sebuah pulau kecil dalam peta. Keberadaannya hampir tak banyak disebut.

Namun siapa sangka, letusan Tambora justru masuk dalam jajaran letusan gunung berapi paling berbahaya dan paling berpengaruh dalam sejarah dunia karena tidak hanya berdampak pada masyarakat lokal namun juga masyarakat global.

Letusan Tambora dikatakan lebih besar empat kali lipat dibanding letusan Krakatau pada 27 Agustus 1883.

Abu vulkanik dari letusan gunung Tambora menyebabkan Sumbawa, Lombok, Bali, Madura dan sebagian Jawa Timur gelap gulita selama tiga hari. Sehingga membuat masyarakat menyalakan lilin meski disiang hari atau sebenarnya pagi dan malam hampir tak bisa dibedakan karena sama gelapnya.

Menurut beberapa sumber, suara dentuman meletusnya gunung tambora diperkirakan juga terdengar hingga Sumatera.

Saya nggak bisa bayangin seberapa besarnya suara ledakan tambora, saat meletus, dulunya.

Setelah Tambora meletus, bencana selanjutnya menunggu.

Kelaparan terjadi di seluruh wilayah Sumbawa. Banyak lahan yang gagal panen, sumber pangan hilang dan hewan ternak pun banyak yang mati. Air tercemar karena bercampur dengan abu vulkanik.

Kala itu, suami rela menjual anak dan istrinya hanya untuk ditukarkan dengan sejumlah pangan. Emas, perak, tembaga, keris, dan harta lainnya di jual murah.  Penduduk yang miskin hanya bisa mengonsumsi dedaunan seperti sirih hingga keakar-akarnya. Namun banyak juga yang meninggal, karena memakan daun ubi beracun.

Tidak hanya di Sumbawa, beberapa wilayah di Nusantara pun ikut gagal panen dikarenakan tidak adanya matahari karena tertutup oleh abu vulkanik.

Tak cukup disitu, letusan Tambora juga menyebabkan anomali iklim dalam kurun waktu dua atau tiga tahun setelahnya.

Hal ini dikarenakan atmosfer bumi yang dipenuhi oleh sulphuric acid atau asam sulfat yang dilontarkan oleh letusan Gunung Tambora. Asam sulfat menyerap dan memantulkan kembali sinar matahari dan juga menyerap panas dari bumi.

Sehingga terjadi pemanasan di atmosfer namun pendinginan di bawah atmosfer bumi yang menyebabkan iklim global terganggu. Berbagai musim diberagam bagian bumi mengalami penyimpangan dari biasanya.

Dan pada akhirnya terjadi gagal panen di beberapa negara yang menyebabkan harga bahan pokok meningkat tajam. Angka kejahatan meningkat karena terbatasnya pangan.

Daya beli masyarakat menurun. Banyak masyarakat kelas menengah yang jatuh miskin.

Letusan Tambora memberikan dampak langsung berupa kerusakan lingkungan, kematian berbagai mahluk hidup, kekeringan, kelaparan, dan munculnya bergam penyakit. Dan juga memberikan dampak tidak langsung pada kondisi ekonomi, sosial, dan politik. Meskipun lokasi yang berdampak jauh dari pusat letusan Tambora di Sumbawa, Indonesia.

Biodiversitas Flora dan Fauna Di Taman Nasional Tambora

Elang Flores yang ada di Gunung Tambora (Sumber : Facebook Balai Taman Nasional Tambora)

Selama perjalanan menuju Oi Marai Tambora, kita juga akan bertemu dengan Taman Nasional Gunung Tambora yang menyimpan biodiversitas flora dan fauna yang begitu beragam.

Pada pertengahan April 2015 dilakukan ekspedisi di gunung tambora untuk mendata dan membandingkan keanekaragamanan flora, fauna dan mikroba yang ada di gunung tambora.

Bertotal 48 orang, yang dimana 16 di antaranya merupakan peneliti dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang terdiri dari 7 orang bidang flora, 7 orang bidang fauna dan 2 orang bidang mikroba.

Ekspedisi juga melibatkan 19 orang warga desa dari Kawinda To’i, dimana warganya dikenal sebagai pencari madu di Hutan Tambora. 

Dari hasil ekspedisi tambora, didapatkan :

·       46 jenis spesies burung,

·       21 spesies reptile,

·       4 spesies amfibi dari berbagi marga,

·  10 spesies mamalia yang terdiri dari 3 spesies kelelawar, 3 spesies tikus, 1 spesies primata, 1 spesies musang dan beberapa mamalia lain seperti babi dan rusa yang banyak ditemukan melintas di jalan.

·  Sedangkan kelompok kerabat kalajengking,kalacemeti dan laba-laba ditemukan sedikitnya sepuluh spesies.

·       Kelompok serangga seperti kupu-kupu malam tercatat sedikitnya 230 spesies

·    Kelompok Tawon sedikitnya ditemukan 27 spesies dan dua spesies lebah madu yang sangat potensial nilai ekonominya. 

Selain itu, juga terdapat burung migrant seperti Merops ornatus, Hirundo rustica, Apus pasificus, dan  Tringa hypoleucos.

Disamping itu, terdapat sebanyak 6 jenis burung endemik Nusa Tenggara tercatat menghuni kawasan Gunung Tambora seperti Caridonax fulgidus dan Otus silvicola.

Dan masih banyak keragaman fauna yang versi lengkapnya dapat dibaca di jurnal lengkap Ekpedisi Tambora.

Dari keanekaragaman flora, ekspedisi tambora menemukan total sebanyak 393 spesimen. Hasil identifikasi menunjukkan terdapat 207 jenis tumbuhan tingkat tinggi dan 56 jenis paku-pakuan, dan teridentifikasi 16 jenis lumut dan 9 jenis jamur.

Tentu keberagaman flora dan fauna yang ada di gunung tambora sangat menarik untuk dikunjungi baik bagi wisatan lokal maupun mancanegara.  

Selain dari hasil penelitian tersebut kita juga masih bisa menikmati beragam fauna dan flora yang ada di akun sosial media Balai Taman Nasional Tambora yang banyak menyajikan cerita dari gunung tambora.

Menikmati Air Terjun Oi Marai Di Kaki Gunung Tambora

Air Terjun Oi Marai di kaki gunung Tambora

Sebagai pecinta air terjun, tentu yang menjadi tujuan utama perjalanan saya kali ini adalah Air tejun Oi Marai.

Jalur perjalanan yang terasa seperti tidak berujung ini membuat saya teringat akan lagu Taylor Swift yang  berjudul Out of The woods. Apakah kita sudah dekat? Apakah kita sudah sampai?

Tak terbayang senangnya saya, Ketika akhirnya melihat gerbang masuk bertuliskan Selamat Datang di Wisata Air Terjun Oi Marai.

Masih ada jalanan berbatu dan berpasir yang harus di lewati sampai akhirnya sampai di parkiran air terjun Oi Marai dengan membayar tiket 10.000/motor dan 20.000/mobil.

Belum, perjalanannya belum selesai, rombongan masih perlu berjalan kaki kurang lebih 5 menit untuk sampai ke stan pembelian karcis masuk air terjun Oi Marai yang dibayar 7.500/orang.

Dari sini rombongan diperingatkan untuk selalu menjaga kebersihan tempat wisata dengan tidak membuang sampah di sepanjang perjalanan menuju air terjun Oi Marai.

Bekal makanan yang dibawa dipersilahkan untuk dinikmati di baruga yang telah disediakan. Pengelola tidak memperbolehkan pegunjung membawa  makanan ke lokasi air terjun.

Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga kebersihan air terjun Oi Marai serta menjaga dan melindungi hutan yang ada di sepanjang Air Terjun Oi Marai. Tempat sampah telah disediakan di dekat stan pembelian karcis, sehingga pengunjung tidak membuang sampah sembarangan.

Mari memulai langkah kecil dengan tidak membuang sampah sembarangan di tempat wisata agar kebersihan dan kealamiannya tetap terjaga.

Setelah dari tempat pembelian karcis, kita masih perlu berjalan kaki kurang lebih 15 menit. Jadi kuat-kuatin kaki ya.

Tenang, medan jalan sudah sangat tertata rapi, pembatas jalan yang terbuat dari kayu tampak kokoh disepanjang jalan menuju air terjun.

Tangga yang perlu didaki pun dalam kondisi yang sangat baik di tengah rimbunnya pepohonan.

Beberapa pengunjung terlihat sedang berfoto bersama saat rombongan kami tiba.

Perjalanan yang melelahkan seperti terbayar tuntas menyaksikan derasnya debit air terjun Oi Marai yang jatuh dari ketinggian kurang lebih 15 meter.

Air Terjun Oi Marai yang mengalir deras
Rombongan yang sedang menikmati aliran air Air Terjun Oi Marai Tambora

Ketinggian air yang hanya sampai selutut orang dewasa membuat siapa pun bisa menikmatinya. Tapi tentu tetap dalam pengawasan orang dewasa untuk anak-anak.

Anggota rombongan sudah berganti baju dan bersiap menceburkan diri menyatu bersama aliran air terjun tambora.

Semua tampak gembira. Beberapa pengunjung fokus mencari spot foto yang bagus, meloncati beberapa batu dan menetapkan sudut foto mana yang paling baik.

Beberapa lagi duduk di aliran air yang lebih pendek, menikmati sensasi pijatan air yang mengalir.

Saya duduk mengamati tersenyum bahagia menikmati semuanya. Menikmati betapa kayanya alam Indonesia yang salah satunya terletak di kaki gunung tambora ini.

Tetap jaga kesehatan dimana pun kalian berada, semoga corona bisa cepat berlalu. Sehingga kita semua bisa kembali bebas mengunjungi tempat yang kita ingini tanpa perlu khawatir adanya pembatasan di beberapa daerah.

 

Referensi

Wibisono, Sonny C. 2017. Bencana dan Peradaban Tambora 1815. Jakarta : Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Hidayatullah, M.  2016. Potensi Savana Di Kawasan Gunung Tambora Pulau Sumbawa-Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kupang : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang


biologi.lipi.go.id.  2017. Ekspedisi Tambora. Diakses pada 16 Agustus 2021 dari http://www.biologi.lipi.go.id/zoologi/index.php/article-categories/157-ekspedisi-tambora.


Santika, Yessi dan Arief Hidayat. 2017. Keanekaragaman tumbuhan tinggi dan paku-pakuan di Gunung Tambora, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat: 200 Tahun Setelah Letusan  dan Potensinya. Jakarta-Bogor : Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

 


Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

Ilustrasi wanita yang merayakan me time (Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels)

Tiga minggu, waktu yang gue pakai cuma buat makan, kerja, nonton, tidur.

Diwaktu lainnya, ini adalah bulan kedua gue tidak menjejakan kaki keluar dari peta hidup gue yang hanya selalu soal rumah, kantor, rumah, kantor. Gitu saja terus, sampai penat gue sudah di puncak kepala.

Dan batasnya, ada di minggu kemarin, gue merindukan waktu me time untuk diri gue sendiri

Meski kamar dan selimut terlihat memanggil-manggil untuk kembali meringkuk. Tapi janji pada diri sendiri harus tetap ditepati. Right?

Gue mengepak barang yang gue perlukan. Sebotol air minum, sebungkus Nextar rasa nanas yang selalu jadi snack favorit gue, dan sebuah buku sebagai bahan bacaan nantinya.

Gue berangkat tepat saat matahari mulai meninggi.

Waktu dan Alasan Untuk Me Time

Sebenarnya moment me time atau waktu untuk diri sendiri, nggak selalu terjadi ketika lagi banyak pikiran atau lagi ada masalah. Kadang ketika lagi bahagia-bahagianya, gue bisa memutuskan untuk menepi dan merayakannya seorang diri.

Justru ketika lagi banyak pikiran gue lebih sering banyak diam, dan jalan satu-satunya adalah dengan bercerita. Itulah mengapa kehilangan teman cerita, sangat mempengaruhi hidup gue.

Keputusan buat me time terkadang nggak punya waktu pastinya. Bisa sebulan sekali, sekali dalam tiga bulan, sekali dalam seminggu, atau sekali dalam setahun, atau waktu-waktu lainnya. Random.

Me time, buat gue pribadi sangat-sangat penting. Karna dengan me time gue bisa menyegarkan kembali pikiran. Bisa ngejernihin kembali pikiran yang lagi kusut. Bisa ngelihat masalah dari sisi yang sebelumnya nggak gue pikirkan. Dan bisa bikin tambah bahagia karena gue lakukan buat diri sendiri.

Lagu yang Mewakilkan

Sebagai orang yang ngerasa hidupnya banyak diwakilkan oleh lagu-lagu diluaran sana, Gue bisa merasa sangat bahagia ketika lagu yang gue dengar, mewakilkan apa yang sedang terjadi di hidup gue kala itu.

Nah, untuk urusan Me Time, gue punya dua lagu yang cukup mewakilkan. Yang kedua lagunya dinyanyikan oleh penyanyi favorit gue, Tulus.

Lagu pertama yang mewakilkan keputusan untuk me time adalah lagu Tanggal Merah dari Tulus. Dalam lirik lagunya, tergambar dengan jelas perasaan bahagia saat me time.

Satu hari
Hanya kamu dan dirimu
Menikmati tanah yang kau injak
Memandangi langit yang kau junjung

 

Berjalan terus berjalan, kaki berjalan
Walau tanpa tujuan takkan tersesat
Ini waktumu dengan dirimu, ayo bebaslah

 

Satu hari, cukup hanya kamu dan dirimu. Berjalan kemana pun tanpa tujuan. Dan itu yang selalu gue lakukan. Memacu motor, melewati jalanan, memperhatikan apa saja yang selama ini luput dari pandangan.

Bangunan, manusia, kucing liar, sawah, sekolahan, jalanan aspal, dan lainnya.

Terkadang, gue jadi ketemu tempat baru yang malah jadi tempat favorit gue. Atau buat yang suka kulineran, bisa ketemu warung enak yang masih jarang direkomendasikan orang.

Masih dari daftar lagu Tulus, lagu Ruang Sendiri juga layak didengar saat me time.

Beri aku kesempatan tuk bisa merindukanmu

Jangan datang terus

Beri juga aku ruang bebas dan sendiri

Jangan ada terus

 

Lagu ruang sendiri, ngajarin gue soal betapa pentingnya ruang sendiri meski sudah punya pasangan. Tapi tentunya, hal ini harus dikomunikasikan terlebih dahulu, biar nggak terjadi salah paham dikemudian hari.

Tempat Pilihan Me Time di Sekitar Jalanan Bima

Bicara soal pilihan tempat me time, gue rasa nggak ada satu tempat yang selalu jadi tujuan gue, selalu berubah. Tapi satu yang pasti, gue menghindari tempat-tempat yang ramai pengunjung.

Jadi, Pantai Amahami nggak bakal jadi pilihan tempat gue buat me time di akhir minggu. Kenapa? Karna pengunjungnya ramai banget.

Meski tempat me time gue selalu berubah-ubah, tapi gue punya dua tempat yang gue kunjungi lebih dari sekali. Keduanya punya ciri yang sama, punya kursi berbatu.

Tentu saja saat me time, gue akan lebih banyak duduk dan kursi batu jadi pilihannya.

Kursi Kosong di Sekitar Jalanan Sambinae

Kursi batu di sekitar jalanan sambinae yang cocok untuk me time

Kalau urusan me time, gue rasa Sambinae selalu jadi tempat yang cocok. Gue suka tatanan jalannya dan pohon yang banyak berjejer di sepanjang jalanannya. Terasa lebih rindang. Di tambah, volume kendaraan yang lewat juga masih sedikit.

Kalau pagi, biasa banyak juga yang lari-lari pagi, meski nggak sebanyak yang lari pagi di jalanan kota.

Biasanya gue duduk di situ sambil menikmati penampakan sawah, lanjut baca buku, atau ngamatin pengendara yang lagi lewat. Yang kadang pengendaranya balik ngeliat karna aneh ngeliat perempuan duduk sendiri di kursi kosong pinggir jalan.

Kursi Tepi Laut

Kursi di sekitar jalanan menuju pantai lawata yang kondisinya kini sudah mulai retak (Felicia Latinka)

Nah, kalau jalanan di Sambinae lebih banyak nyuguhin pemandangan sawah dan gunung, kursi batu yang letaknya dekat dengan pantai Lawata, menyuguhkan pemandangan laut yang airnya tenang saat masih pagi.

Sayangnya kondisi kursi yang sudah mulai retak dan miring ke laut membuat gue tak lagi menjadikannya sebagai tempat tujuan untuk me time.

Gue kembali mengarahkan motor melewati jalanan kota.

Akan kemanakah selanjutnya? gue pun masih nggak tahu, akan berhenti di tempat yang mana, yang jelas gue terus berjalan.

 

 

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 
Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels

You’re one in a million
You give me that feeling, I want it all day
I know that we’re different, but it makes no difference
I think you should stay

Gue sedang mendengarkan lagu one in a million dari jess gold, ketika sedang berusaha memikirkan bahan tulisan.

Tapi kayaknya sudah sejam lamanya dan masih belum ada satu kata pun yang tertulis.

Oh ya, Selamat Hari Raya Idul Adha 1442 H. Mohon maaf lahir dan batin. Sudah naik berapa kilo?

Gue jadi keingat video dari akun dagelan yang gue tonton beberapa waktu lalu.

Di video itu ada seorang bapak yang sedang menjelaskan sapi ternaknya. Dan ketika si bapak ingin menyebutkan berat badan si sapi, ekor si sapi malah mencambuk si bapak.

Sontak, gue yang menonton tergelak tawa. Salah satu akun Instagram berkomentar “pasti sapinya cewe”. 

Lalu gue bercermin pada diri sendiri. Emang sih, ketika ditanya berat badan, gue bisa manyun seketika. Entah kenapa, itu pertanyaan yang menyebalkan. 

Gue masih lebih suka ngejawab pertanyaan soal tinggi badan dibanding berat badan.

Meski berat badan gue, termasuk bukan berat badan ideal, tapi keinginan untuk diet, masih jauh adanya.

Video youtube yang berisi olahraga penurun berat badan, masih tersimpan rapi didaftar tonton nanti.

Tahukan? Kalau ngelakuin sesuatu yang baru masih lebih susah di banding ngumpulin niat.

Tapi gue bersyukur sih, makin lama, kayaknya standar kecantikan mulai sedikit bergeser, nggak lagi soal siapa yang paling kurus. Mulai lebih beragam adanya.

Foto oleh RF._.studio dari Pexels
ilutrasi wanita bercermin

Gue pribadi, masih lebih suka ngeliat cewek percaya diri dibanding cewek cantik tapi nggak percaya diri.

Itulah kenapa tiap pagi, ketika gue bercermin, gue menipu diri sendiri dengan berkata “honey, you so gorgeous”. Meski perut sedang buncit-buncitnya.

Tapi bukan berarti ketika lo over weight, lo nggak perlu diet. Nggak juga, ketika lo pengen hidup lebih sehat dengan cara menurunkan berat badan, itu malah lebih baik.

Eh, lagunya Jesse Gold bagus-bagus ternyata. Kadang gue suka kepeleset nyebut namanya jadi Jess Glynne, yang lagu-lagunya banyak ngebantu gue tetap semangat ngelewatin hari yang buruk.

Jess Gold
Jess Gold


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Buat manusia yang kerjanya enam hari dalam seminggu, bisa pulang tepat waktu dihari sabtu, itu harta karun banget. Pengen cepat-cepat baring, meski besok, saat hari minggu juga lebih banyak dipake buat tidur.

Meski begitu, tak jarang terbersit sikap ingin produktif. Nah, berikut kegiatan yang jadi pilihan saya meski sendirian di malam minggu.

Membaca Apa Saja

Nah buat aktivitas membaca, nggak selalu harus dari buku, nggak melulu harus topik yang berat.

Pilihan bahan bacaannya random saja, bisa dari buku, artikel, komik, akun instagram, atau status teman yang lagi curhat.

Buku The Tales of Beedle The Bard karangan J.K Rowling selalu jadi pilihan saya ketika lagi nggak tahu mau baca apa. Ceritanya yang ringan dan mudah dipahami membuat saya betah membacanya lagi dan lagi.

Dengarin Lagu Random

Dengarin lagu kayaknya selalu jadi kegiatan wajib setiap harinya, nggak cuma di malam minggu. Pilihan lagu pun tergantung mood si pendengarnya. Lagi senang, sedih, atau lagi ngerasa biasa-biasa aja pilihan lagunya akan selalu berbeda.

Lagu raisa – tentang dirimu, jadi lagu pilihan yang menemani saya malam minggu ini.

Setelah beberapa waktu nggak ngikutin raisa, iseng mampir ke akun youtubenya, eh ternyata raisa ada ngeluarin lagu baru. Lagu tentang dirimu jadi lagu yang paling membekas buat saya pribadi.

Lucunya, meski lagu tentang dirimu adalah sebuah lagu sedih, saya malah senang dengarnya. Mungkin karena akhirnya, saya menemukan lagu patah hati terbaik kedua setelah lagu raisa – usai di sini.

Menonton : Dari Youtube Hingga Drama 

Kalau soal nonton, youtube deh juaranya. Youtube selalu jadi platform yang wajib dibuka setiap harinya. Entah buat lihat video random, video  pengetahuan, national geograph, atau hal lainnya.

Youtube selalu jadi penyelamat ketika nggak tahu mau ngapain di malam minggu kayak gini.

Tapi, kalau soal drama korea, pilihan menonton saya jatuh pada drama Monthly Magazine Home. Selain karena suka ama pemeran utama ceweknya, saya juga suka sama alur ceritanya yang ringan dan kocak.

Nelpon Teman

Kalau lagi malam minggu, trus lagi pengen ngobrol, salah satu opsinya bisa nelpon teman. Tapi kadang beruntung nggak beruntung.

Beruntung kalau teman yang ditelpon emang lagi pengen ngobrol. Nggak beruntung kalau teman yang ditelpon lagi dalam mode diam atau lagi nggak pengen ngobrol. 

Ngumpul Bareng Keluarga

Malam minggu juga bisa dijadikan sebagai ajang buat ngumpul bareng keluarga. Mungkin kalau waktu hari kerja jarang ngobrol, nah malam minggunya bisa dipake buat ngobrol bareng keluarga.

Ini berlaku buat kamu yang masih tinggal bareng keluarga, kalau tinggal sendiri atau ngekost sendiri, bisa lewat telpon atau video call.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Ed Sheeran and Taylor Swift (Photo Source: Twitter)

Sahabat, kayaknya jadi salah satu tipe manusia yang paling dicari selain jodoh. Saya pribadi sangat-sangat iri dengan orang yang bisa sahabatan dari kecil dan tetap awet hingga kini.

Meski dalam perjalanannya, suatu hubungan nggak lepas dari konflik. Entah salah paham, prinsip yang tak lagi sama, jatuh cinta ke orang yang sama, atau konflik lainnya.

Ada yang akhirnya baikan dan masih sahabatan sampai sekarang. Ada yang akhirnya milih buat pisah dan menjalani hidup masing-masing.

Apapun keputusannya, tiap orang punya pertimbangannya sendiri.

Si Teman Cerita Bernama Rino

Foto oleh Keira Burton dari Pexels

Saya pribadi punya satu orang sahabat. Tapi dibanding menyebutnya sebagai sahabat, saya lebih suka menyebutnya sebagai teman cerita.

Mari kita sebut saja dia sebagai Rino.

Berzodiak Taurus, punya pandangan yang beda tapi nggak bikin berantem, cenderung santai dan bodo amat, dan yang terpenting, Rino adalah pendengar yang baik.

Jika biasanya disetiap obrolan, saya selalu jadi pendengar, bersama Rino justru saya yang lebih banyak bercerita. Hanya di Rino saya berani bercerita apa pun yang terlintas dipikiran, bertanya soal pertanyaan bodoh dan tidak berkelas, tapi tetap didengarkan sepenuh hati tanpa dikata-katain dan di judge ini itu.

Walau menurut Rino sendiri, segala saran dan jawabannya kebanyakan omong kosong. Namun, siapa sangka, justru kata-kata omong kosongnya itu sangat berarti untuk seorang Felicia Latinka. Saya bisa mengisi kekosongan pertemanan dan dengan bangga menyebutnya sebagai teman cerita.

Dipertemukan Saat Keadaan Sedang Tidak Baik-baik Saja

Kami dipertemukan saat keadaan kami sedang tidak baik-baik saja. Sama-sama kesepian di tanah rantau. Tak punya teman untuk bertukar cerita yang malah menyatukan kami.

Ingat banget, dulu, Rino jadinya satu-satunya pengantar ketika saya akhirnya mengundurkan diri dan memilih pulang. Rino menjadi orang yang mendukung penuh keputusan saya saat itu. Dalam bis saya menangis, sedih karena nggak bisa ketemu lagi, sedih karena merasa jadi manusia gagal.

Saya lupa, kapan tepatnya, Rino akhirnya juga kembali pulang ke Jawa Timur.

Kabar Bahagia dari Rino

Foto oleh Jonathan Borba dari Pexels

Dulu saya pikir, saya bakal jadi orang pertama yang menjejakan kaki di pelaminan sebelum Rino. Nyatanya, saya harus berlapang dada dan melihat Rino berbahagia lebih dahulu.

Tapi gimana mau nikah? Calon saja belum punya. Jangan dulu bicarain calon deh, keinginan buat menikah saja belum ada.

Ngomongin soal nikah, saya justru dulu punya impian untuk menikah muda. Dulu kayaknya pengen banget nikah sehabis SMA. Tapi kalau saya pikir-pikir lagi, kayaknya keinginan itu terlintas hanya sebagai jalan pintas untuk keluar dari kerasnya didikan orang tua.

Sekarang kalau ngelihat orang menikah, rasanya bakal mikir seribu kali dan bilang, “aku jangan dulu deh, kamu aja dulu”.

Jadi meski sebenarnya ada rasa sedih waktu dengar kabar pernikahan Rino, saya akhirnya menurunkan ego dan mengucapkan selamat berbahagia kepada Rino. 

Bersiap untuk Perubahan

Foto oleh cottonbro dari Pexels

Setelah Rino menikah, tentunya akan ada banyak hal yang berubah.

Rino tentu tidak akan punya waktu luang seperti sebelumnya. Saya tentu sudah tidak bisa lagi menganggunya untuk mendengarkan cerita saya yang kebanyakan tidak penting.

Prioritas Rino berubah. Sudah ada wanita yang harus dibahagiakannya. Sudah ada wanita yang menjadi tanggung jawabnya.

Mungkin sekarang, rasa malu dan sungkan saya akan lebih besar.

Jalan satu-satunya adalah kembali mencoba membuka diri. Meski nyari teman cerita nggak semudah membalikan telapak tangan.

Ya, yang penting usaha, hasil akhirnya hanya Tuhan yang tahu.

Buat kalian yang akan segera menikah, saya ucapkan selamat berbahagia. Buat yang masih nyaman sendiri selamat menikmati waktumu, semoga menjadi manusia yang lebih baik lagi. Amin.

 

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

About me

 


Hai. Saya Felicia Latinka. Bisa disapa dengan Feli. Lahir dan besar di kota kecil bernama Bima. Pernah merantau lalu akhirnya kembali pulang. Suka baca dan nonton drama korea. Kalau ada waktu luang suka jalan sendirian.

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram

recent posts

Postingan Populer

  • Pantai Lariti : Laut Terbelah Versi Masa Kini
    Pantai Lariti : Laut Terbelah Versi Masa Kini
  • Menikmati Air Terjun Oi Marai Di Kaki Gunung Tambora
    Menikmati Air Terjun Oi Marai Di Kaki Gunung Tambora
  • Maret : Bulan Refleksi Diri dan Susahnya Mencari Teman
    Maret : Bulan Refleksi Diri dan Susahnya Mencari Teman
  • Pantai Sekoci Kolo dan Cara Sederhana Menikmatinya
    Pantai Sekoci Kolo dan Cara Sederhana Menikmatinya
  • Tentang Si Teman Cerita
    Tentang Si Teman Cerita
  • First Date Di Akhir September Yang Berakhir Gagal Dan Beberapa Alasannya
    First Date Di Akhir September Yang Berakhir Gagal Dan Beberapa Alasannya
  • Me Time Sederhana di Jalanan Sambinae
    Me Time Sederhana di Jalanan Sambinae
  • Awal Mula Perjalanan
    Awal Mula Perjalanan
  • Menikmati Dua Sisi Bima dari Puncak Jatiwangi
    Menikmati Dua Sisi Bima dari Puncak Jatiwangi

Part of

Blogger Perempuan

Categories

  • About
  • BPN 30 Day Ramadan Blog Challenge 2022
  • Home
  • Random
  • Travelling

Blog Archive

  • April 2022 (1)
  • Oktober 2021 (1)
  • Agustus 2021 (2)
  • Juli 2021 (2)
  • Juni 2021 (1)
  • Mei 2021 (1)
  • April 2021 (1)
  • Februari 2021 (1)
  • Januari 2021 (1)
  • Desember 2020 (1)
  • November 2020 (4)
  • Oktober 2020 (1)
  • September 2020 (1)
Diberdayakan oleh Blogger.

Created with by ThemeXpose